Cari Blog

WELLCOME

facebook : Rosalia Ika P ,twitter : @RosaliaIP ,E-mail : RosaliaIP31@yahoo.com

Jumat, 05 April 2013

Pewayangan Hidup



Wayang ? entah sejak kapan diri ku mulai suka . Laga kejawen yang melekat pada kisah-kisahnya , bahkan pada legenda yang menyelimuti di setiap kerangkanya. Wayang, entah itu budaya atau memang sudah ada tanpa kasat mata . Mengapa aku berkata kasat mata ? karena kehidupan ini menurutku hanyalah bentuk laga pewayangan yang di jalankan oleh satu dalang yang Kuasa. Jikalau kau bukan wayang di dunia yang Gayatri dan Sasmita saling tersambung,mengapa harus ada sebuah buku skenario hidup ? Sebuah skenario yang sudah ada sebelum kehidupan ini ada,dimana Dia Sang Dalang Kuasa belum mempunyai mainan untuk menghiburNya.
Mahabharata adalah contoh salah satu kisah pewayangan yang cukup terkenal di seantero Jawadwipa,tak hanya berhenti disitu,kisah ini pun menjadi pedoman di negara yang lumayan jauh dari jawadwipa , India. Atas alasan penyebaran agama islam dan lain-lain,kisah-kisah ini masih eksis di kehidupan sekarang.
Di dalam epos Mahabharata banyak pelajaran hidup yang dapat kita ambil dan dijadikan pedoman dalam bertindak.Kisah-kisah lama yang begitu mengedepankan norma,seolah-olah kini hanya asap yang lambat laun hilang ditelan angin dan cahaya.Karakter-karakter setiap tokoh yang bak manusia setengah dewa memang terlihat naif jika disinkronkan dengan kehidupan nyata,namun hal-hal itu terpatahkan dibeberapa bab dalam epos.Yudhistrta yang tak pernah berbohong dan begitu mulia di mata para kerabat dan rekan-rekannya,ketika Barathayuda kereta perang yang dinaikinya sejenak terjatuh ke tanah karena dia berbohong mengatakan Aswatama ,anak kesayangan Resi Durna telah mati.hal itu hanyalah strategi untuk mengecoh Resi Durna agar dia terpecah konsentrasinya dan pada akhirnya kalah.Analogi yang digunakan dalam kalimat "sekilas kereta perang yang dinaiki Yudhistira terjatuh menyentuh tanah,seolah-seolah kebaikan yang dia lakukan selama ini menghilang karena satu keburukan yang dia perbuat" (dalam kisah-kisah lama diceritakan bahwa kereta perang Yudhistira sebelumnya melesat dengan melayang di atas tanah).Sangat jelas disini bahwa anak-anak Pandu juga manusia yang selalu berusaha memegang nilai kebaikan namun memang ada kalanya terkecoh oleh angkara murka yang terkadang memang hal itu harus terjadi dan diambil nilai luhurnya.
Ada banyak tokoh-tokoh dalam Mahabharata yang dapat dijadikan resensi sebagai guru hidup,Duryudana yang keji sekalipun.Dia dianggap pemimpin Kurawakjarena dia anak tertua,namun ketika dia menolong Karna yang tidak lain adalah anak Kunti yang dibuang dan bagaimana Duryudana memegang tanggung jawab sebagai anak tertua dengan selalu ingin membuat Kurawa sejahtera walau cara yang digunakan salah,membuat kekejian dalam dirinya seolah-olah sejenak hilang.Hal-hal kecil ini memaksa kita untuk tak selalu menganggap yang buruk adalah mutlak buruk dan yang baik adalah mutlak baik.
Di kehidupan sebagai wayangNya ini ,aku masih memegang pemahaman bahwa tak ada orang baik dan orang jahat.Mereka semua tergantung pada apa yang dominan pada mereka ketika berhadapan dengan kita.

gambar dikutip dari google
pada siang yang tenang dengan suara air mengalir dari pancuran taman
Sabtu , 6 April 2013 
13.26 wib