Cari Blog

WELLCOME

facebook : Rosalia Ika P ,twitter : @RosaliaIP ,E-mail : RosaliaIP31@yahoo.com

Selasa, 14 Agustus 2012

Abah dan Adik ku


Ingin ku bercerita sedikit tentang mereka berdua,mereka yang sudah tiada karena harus memenuhi takdir kehidupan.Merekalah dua orang dalam keluarga ini yang pergi terlebih dahulu meninggalkan segala kenistaan dunia,yeah mereka pergi menuju sekekal-kekalnya kesejatian hidup,dimana tak ada kematian dan nafsu, emosi dan juga budak birahi.
Abah,begitu aku dan seluruh orang memanggilnya,mungkin dia bukanlah ayahku sehingga aku harus memanggilnya Abah seperti umumnya orang-orang di Jawa Barat (khususnya Bandung) yang memanggil ayah mereka dengan sebutan ini.Tetapi dia adalah kakekku yang sudah seperti ayah kedua bagiku,mungkin dulu memang dia sekeluarga (kakek,nenek,dan papa termasuk saudara-saudaranya) pernah tinggal begitu lama di Bandung untuk melaksanakan tugasnya sebagai Angkatan Darat,saking lamanya papaku menumpang lahir di kota fashion nya Jawa itu.
Abah,sudah terlalu dekat hubungan emosionalku dengannya,semenjak aku masih berdiam di dalam rahim mamaku,dia sudah ada untuk menyambutku di dunia yang penuh nestapa ini.Aku lahir di dunia dan dia ikut ambil alih merawatku,sampai aku tumbuh besar,sekiranya aku sudah mampu untuk berjalan sendiri walau dengan segala keluguan anak kecil pada umumnya saat itu.Dia ikut merawatku,membuatkanku sebuah pondok kecil di dekat dapur untuk tempat aku bermain,dia juga membelikan mainan untukku,dan sering mengajakku ke pasar untuk ikut menjaga tokonya (entahlah ini toko atau bank,yang pasti abah dan ibuk ,begitu aku memanggil nenekku, membuka toko yang menjual mainan sekaligus bank untuk orang-orang pasar meminjam uang).Mungkin saat itu semua orang akan berkata akulah cucu kesayangannya,dan mungkin memang iya,dia selalu membelaku dan tak jarang mengabulkan semua permintaanku.Tiba waktunya aku untuk masuk sekolah di taman kanak-kanak di dekat rumah,Abah pun sudah pensiun sebagai Angkatan Darat karena umurnya yang mulai beranjak tua,setiap pagi aku diantar ke sekolah olehnya,sekaligus dia berangkat ke pasar.Sepeda ontel berwarna hijau tua menjadi kebanggaannya mengantarku pada zaman itu,setiap pagi aku duduk di boncengan belakang sambil menikmati udara pagi dan tentu saja saat pulang dia tak bisa menjemputku karena harus sibuk dengan urusan pasar,mama ku lah yang menjemputku,sungguh bahagia yang kurasakan saat itu.Semuanya kehidupanku berjalan bahagia dan tanpa kurang kasih sayang dari pihak manapun. Mama,papa,abah,ibuk,dan seluruh keluargaku sangat menyayangiku dan hidup begitu rukun.Sungguh kebahagian sesungguhnya yang kurasakan,berkumpul lengkap dengan semua keluarga.Bahkan sampai aku besar Abah tak berhenti lebih menyayangiku dari cucu-cucu nya yang lain ,begitu bahagianya aku,sangat bahagia bahkan kalau aku bisa meminta janganlah kebahagiaan ini habis dan hilang dimakan oleh waktu karena sebuah kenyataan yang memang harus kami semua terima.

Akhir 2008
Tahun 2008 akhir dimana aku kelas 1 SMA,mamaku hamil , yeahhh hamil di usia 30 an tahun yang menjelang 40 tahun,semua orang sukacita menyambut kehadiran makhluk baru di keluarga ini,aku dan mama telah mempersiapkan semua keperluan bayi karena prediksi dokter si jabang bayi akan lahir awal tahun 2009.

Januari 2009
Ibuk,sebagaimana aku memanggil nenekku masuk rumah sakit,matanya harus dioperasi karena katarak,jika tidak dioperasi maka mata itu akan kehilangan pengelihatannya.Aku bersama saudara sepupuku dan tanteku menginap di rumah sakit untuk menemani nenek ku di rumah sakit,mungkin hanya 2 hari satu malam,tapi inap-menginap di rumah sakit tak pernh terjadi dalam keluarga ini kecuali jika ada yang melahirkan.Alhamdulillah setelah operasi ibuk sembuh dengan cepat.

Februari 2009
pagi itu di akhir februari suasana rumah sedikit gaduh,akupun terbangun dan ternyata mama papa sedang bersiap-siap untuk bergi ke rumah sakit.Ternyata mama sudah mau melahirkan,aku kurang tahu buka berapa pagi itu, 1 atau 2 aku tak tau dan aku juga tak mengerti apa yang dimaksud dengan buka 1 atau 2.Otomatis saat itu aku akan ditinggal berdua saja dengan adikku yang umurnya terpaut 5 tahun lebih muda dari ku.Yeah aku harus mengurus adikku selagi mama dan papa tak di rumah.Aku bingung saat itu karena aku sama sekali tak pernah dan tak terbiasa mengurusi urusan rumah ataupun mengurusi orang lain.Aku bingung apa yang harus aku lakukan,kuakui selama ini aku sudah terbiasa menjadi anak mama! kukutuk sendiri diriku saat itu,bagaimana bisa aku menjadi tak becus begini diumurku yang sudah menginjak remaja,aku hanya tau bagaimana menyenangkan diriku dan saat itu aku berumur 16 tahun.Beberapa hari aku menunggu ternyata sang jabang bayi tak kunjung lahir,setiap malam aku menangis karena aku tak tega melihat mamaku yang seperti itu,begitu sakit menunggu kelahiran seorang bayi,bagaimana prosesnya nanti?begitu fikirku setiap hari setiap malam,selain itu aku juga bersedih dan takut,aku tak pernah sendiri di rumah apa lagi harus mengurus orang lain yang tak lain adalah adikku sendiri.Abah dan Ibuk sudah terlalu tua untuk bolak-balik rumahku dan rumahnya untuk mengurus kami sehingga aku meyakinkan mereka jika aku bisa mengurus keadaan rumah sendiri walau setiap malam aku harus menangis khawatir dan takut , saat itu yang ada di fikiranku adalah aku tak sanggup jika harus hidup tanpa mama! tepat pada tangal 28 februari 2009 pukul 4 sore si jabang bayi pun lahir dengan sedikit masalah,dia meminum terlalu banyak air ketuban dan tak menangis,dia kritis! Tuhan,ada apa lagi ini,sampai kapan aku harus bersedih terus,aku terus berdoa untuk keselamatan adikku yang kedua ini tapi ternyata Tuhan berkehendak lain,ketika aku sampai di rumah sakit,dia langsung pergi.Tuhan,bahkan aku tak tau bagaimana rupanya,bahkan aku belum sempat menciumnya untuk memberikan ucapan selamat datang di dunia ini.Tuhan...Tuhan.. oh Tuhan.... aku hanya bisa menyebut nama Tuhan sambil pergi ke kamar mamaku di rawat.Kutahan tangis dan kebingunganku disana,mama belum tahu soal berita kematian itu,aku bersikap biasa,sepertinya bakat "seolah-olahku" adalah bakat alami yang sudah kumiliki dari dulu tanpa kusadari.Mama berkata padaku jikalau adikku berada di ruang bayi dan aku hanya menggiyakan,aku terus berseolah-olah bermuka datar dan mamaku pun begitu,seperti firasat dia berekspresi seperti itu,tak ada senyum di wajahnya sampai papaku datang dan berkata yang sebenarnya.Mamaku hanya diam seperti melamun tetapi tak lama kemudian meneteskan air mata,mama tak menangis tersedu-sedu hanya meneteskan airmata,entah perasaan macam apa yang ada di benaknya saat itu,mungkin kaget atau sakit atau sedih atau apalah , mungkin dia bingung bagaimana harus meluapkan semua rasa yang dia rasakan saat itu.Akupun menangis tak bisa saat itu,aku tak ingin tangisku membuat semuanya bertambah kacau,aku tak ingin menyakiti hati mamaku,dan sejak saat itu aku tak pernah membantah ataupun berbohong padanya lagi.Aku sudah tau bagaimana susahnya melahirkan seorang bayi,aku sudah tau bagimana sakitnya!mungkin tak hanya tubuhnya tapi juga mental dan hatinya.Inilah kematian pertama di keluargaku.

Maret 2009
belum sampai 1 bulan aku dan keluargaku diselimuti oleh duka,abah, masuk rumah sakit.Tuhan,cobaan apa lagi yang kau hujamkan pada keuarga ini,belum sembuh duka di hati kami kini Kau menambahnya dengan duka yang lain lagi.Abah tak hanya sakit biasa,sudah komplikasi dan itu wajar dialami oleh orang-orang seumurannya,Abah diinfus dan tergeletak lemas di atas kasur rumah sakit.Kulihat kasur itu sangat tidak nyaman jika dibandingkan dengan kasur di rumah.Aku pun kembali menyatroni rumah sakit,suasananya,bau obatnya,makanannya yang tak enak,dokter,suster dan segalanya yang beroda entah ranjang atau kursinya.Kupandangi abah dengan muka yang lagi-lagi seolah-olah semuanya baik-baik saja,aku tertawa melihatnya,kutata isi meja disebelah ranjangya,aku berbicara seperti biasanya,dan abah memintaku memijiti kepalanya.Abah hanya menanggapiku seadanya,mungkin dia menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya,tak jarang pula bibir berkecap semacam melakukan dzikir atau bershalawat.Ya Allah abahku ini orang yang sangat taat padaMu,dia jugalah yang mengajariku segala hal tentangMu,berilah dia kesembuhan,begitulah doaku saat itu.Keesokan harinya mama menelponku ketika aku di sekolah,aku harus segera ke rumah sakit,abah masuk ruang ICU! Tuhan ! ada apa ini,aku belum siap kehilangan abah! sepanjang jalan dari sekolah ke rumah sakit aku menangis tersedu-sedu di atas motorku,angin-angin yang kutabrak mengeringkan air mata itu dengan cepat.Aku sampai ruang ICU dan belum bisa berhenti menangis,papa berkata padaku agar aku bersikap biasa saja ,jika ingin menangis sebaiknya aku tak masuk,begitu katanya.Setelah kudapatkan sekali lagi topengku ,aku segera menyerbu abah di dalam,ternyata semuanya sama saja,ibuk, mama, tante ,pak de ,bu de, dan papaku juga memakai topeng yang sama denganku.Kami hanya tidak ingin membuat abah sedih dengan melihat kami bersedih.Kondisi abah saat itu sudah parah tapi entah mengapa dia terlihat biasa saja,bahkan bisa berbicara seperti biasanya,benar-benar tak ada bedanya saat masuk rumah sakit pada hari pertama.Alhamdulillah keesokan harinya abah sudah membaik dan diperbolehkan kembali ke kamar biasa.Persona lega dan sedikit harapan jelas terlihat pada wajah keluargaku saat itu,sejujurnya akupun lega akhirnya abah sudah membaik.Kukira saat itu doaku didengar olehNya,rasa syukur begitu aku hujatkan padaNya,tapi...aku salah, abah masuk ruang ICU lagi dan kali ini abah pergi dengan mengucap syahadat bimbingan Ibuk dan papaku yang membaca yasin di sampingnya,malam itu pukul 00.30 entah 01.30 (aku lupa tepatnya,sekiranya jam segitu) keluarga ini diselimuti duka kembali.
Tuhan,hatiku begitu sakit saat itu,aku begitu sedih,kau mengambil orang yang sangat kucinta,orang yang sudah menemani dan membimbingku selama aku hidup,apakah hanya 16 tahun dia harus menemaniku?itu terlalu sebentar.Hatiku begitu sakit,sakit sesakit-sakitnya,adikku Kau ambil,kini abahku Kau ambil juga.Aku tahu manusia memang egois,aku tahu mereka sejatinya adalah milikMu,aku juga tahu Kau lebih menyanyangi mereka melebihi aku dan keluargaku.Tapi,kenapa duka ini begitu datang beruntut,terus kucari kebenaran saat itu tapi semuanya nihil karena aku mencari kebenaran sebuah takdir.Takdir yang tak dapat kulawan walau sekuat apapun diriku,aku hanya bisa diam melihat dan mau tak mau menikmatinya,entah rasa sakitnya,sedihnya atau bahagianya.

2012
Sudah 3 tahun titik terberat dalam hidupku selama ini berlalu,duka yang terus menerus menghujamku dan keluargaku dengan mengambil orang-orang terkasih ku.Sudah pula aku menerima takdir ini sebagai takdir yang memang mutlak harus dilalui seluruh manusia.Lebaran,yeah sebentar lagi lebaran,ini lebaran ketiga tanpa Abah,sungguh terasa kesedihan yang begitu sedih ketika lebaran tiba karena kami harus berkumpul dengan tubuh yang tak lengkap walau aku yakin jiwa abah dan adikku pasti ada untuk melihat kami berkumpul bertukar suka cita.

Aku rindu Abah :')